Eka, ibu satu anak yang sedang hamil delapan bulan, terbaring lemah di ranjang tempat pelayanan kesehatan Bidan Yoyoh Atmaja, Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Jumat (10/5/2013).
Wanita yang sejak empat bulan tinggal di Pasar Baru, Kelurahan Fajaresuk, Kecamatan Pringsewu, dianiaya suaminya sendiri, Tusiran, Kamis (9/5/2013) malam, di Tempat Pemakaman Umum Mares. Beruntung, Eka bisa menyelamatkan diri sehingga selamat.
Namun, kekerasan yang dilakukan Tusiran, menyisakan bekas. Mata Eka membengkak dan bola matanya memerah. Eka merasa pinggang hingga lehernya sakit. Berbicaranya pun lemah, serasa menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Perlahan dia menceritakan, peristiwa bermula saat Tusiran mengajaknya ke Pekon Waluyojati, melalui rute kuburan Mares. Mereka berangkat bertiga, bersama Ami (2), putrinya. Tapi, saat melintas di kuburan, Tusiran menghentikan laju sepeda motornya. Padahal, malam itu hujan deras.
"Aku enggak mau dikejar, diseret-seret, dicekik-cekek," ujarnya.
Eka mengaku, perutnya yang berisi jabang bayi berusia delapan bulan, juga diinjak-injak. Tusiran juga mencekik Ami. Eka pun tidak berdaya dengan perbuatan suaminya.
Lantas, dia berdiam diri dan berpura-pura meninggal. Kemudian, Tusiran menyeret Eka dan membawanya ke gubuk di dekat pemakaman.
Sesekali, Tusiran memeriksa pergelangan kaki istrinya, untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum. Kemudian, ia meninggalkan Eka begitu saja di lokasi tersebut. Saat Tusiran pergi, Eka berusaha mencari pertolongan ke rumah warga terdekat.
"Saya kedinginan, hujan deras, sampai menggigil," ungkapnya.
Namun, Eka masih bungkam ketika ditanya apa yang menyebabkan suaminya gelap mata. Yang jelas, malam itu Tusiran berupaya membunuhnya. Informasi yang beredar, Tusiran marah karena Eka akan memberikan bayi yang sedang dikandungnya, ke orang lain.
Tapi, ada juga yang mengatakan, Tusiran pernah curhat kehilangan uang. Yang jelas, tetangga sering mendengar Eka dan Tusiran bertengkar. (*)
Wanita yang sejak empat bulan tinggal di Pasar Baru, Kelurahan Fajaresuk, Kecamatan Pringsewu, dianiaya suaminya sendiri, Tusiran, Kamis (9/5/2013) malam, di Tempat Pemakaman Umum Mares. Beruntung, Eka bisa menyelamatkan diri sehingga selamat.
Namun, kekerasan yang dilakukan Tusiran, menyisakan bekas. Mata Eka membengkak dan bola matanya memerah. Eka merasa pinggang hingga lehernya sakit. Berbicaranya pun lemah, serasa menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Perlahan dia menceritakan, peristiwa bermula saat Tusiran mengajaknya ke Pekon Waluyojati, melalui rute kuburan Mares. Mereka berangkat bertiga, bersama Ami (2), putrinya. Tapi, saat melintas di kuburan, Tusiran menghentikan laju sepeda motornya. Padahal, malam itu hujan deras.
"Aku enggak mau dikejar, diseret-seret, dicekik-cekek," ujarnya.
Eka mengaku, perutnya yang berisi jabang bayi berusia delapan bulan, juga diinjak-injak. Tusiran juga mencekik Ami. Eka pun tidak berdaya dengan perbuatan suaminya.
Lantas, dia berdiam diri dan berpura-pura meninggal. Kemudian, Tusiran menyeret Eka dan membawanya ke gubuk di dekat pemakaman.
Sesekali, Tusiran memeriksa pergelangan kaki istrinya, untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum. Kemudian, ia meninggalkan Eka begitu saja di lokasi tersebut. Saat Tusiran pergi, Eka berusaha mencari pertolongan ke rumah warga terdekat.
"Saya kedinginan, hujan deras, sampai menggigil," ungkapnya.
Namun, Eka masih bungkam ketika ditanya apa yang menyebabkan suaminya gelap mata. Yang jelas, malam itu Tusiran berupaya membunuhnya. Informasi yang beredar, Tusiran marah karena Eka akan memberikan bayi yang sedang dikandungnya, ke orang lain.
Tapi, ada juga yang mengatakan, Tusiran pernah curhat kehilangan uang. Yang jelas, tetangga sering mendengar Eka dan Tusiran bertengkar. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar